Kenshin Uemura diadili di Hong Kong setelah didakwa melakukan penyerangan seksual terhadap seorang penerjemah wanita.
Daftar isi
kasus
Peristiwa itu terjadi di sebuah pesta perayaan pada malam 1 Maret 2025 di Mong Kok.Jalan PortlandRestoran Ming Kee Chao di lantai 3 No. 180. X menyatakan bahwa...Kenshin UemuraSelama jamuan makan, ia duduk di sebelahnya dan berulang kali menyentuh bagian dalam paha kirinya, masing-masing selama 1-2 detik. Ia kemudian menggunakan aplikasi penerjemah untuk mengajaknya "pergi ke toilet bersama." Setelah ditolak, Uemura mencoba menambahkannya sebagai teman LINE dengan memindai kode QR menggunakan ponselnya dan bertanya apakah ia punya pacar. X merasa takut dan mencari bantuan dari rekan kerja dan perencana acara setelah jamuan makan. Keesokan harinya (2 Maret), dengan bantuan seorang pekerja sosial, ia melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Setelah penyelidikan, polisi menangkap Uemura Kenshin pada hari yang sama. Dilaporkan bahwa ia telah didakwa sementara dengan...Serangan tidak senonoh"kejahatan.

Siapakah Kenshin Uemura?
Kenshin Uemura, lahir pada 8 Juli 1999, adalah seorang aktor, penyanyi, dan penari Jepang. Ia adalah anggota grup idola pria ONE N' ONLY. Popularitasnya melonjak dari akhir 2024 hingga awal 2025 setelah membintangi drama BL *Misseng ~Mizuki na Ore Tachi wa Fukiyō ni Shigenaka~*. Pada 1 Maret 2025, ia datang ke Hong Kong untuk menghadiri jumpa penggemar luar negeri pertama drama tersebut. Selama acara tersebut, sebuah jamuan perayaan diadakan di sebuah restoran di Mong Kok, di mana ia diduga melakukan tindakan tidak senonoh terhadap seorang penerjemah wanita Hong Kong berusia 27 tahun (selanjutnya disebut sebagai X). Insiden itu diungkap oleh media Hong Kong pada 5 Maret, menggemparkan industri hiburan Jepang dan Hong Kong.
Ringkasan Acara
1 Maret 2025, pagi hingga sore: Jadwal kerja
X adalah seorang guru dan penerjemah profesional bahasa Jepang dengan sertifikat Tes Kemampuan Bahasa Jepang tingkat N1, dan sangat memahami budaya serta etika bisnis Jepang. Pada hari itu, ia dikontrak oleh penyelenggara acara untuk membantu dua selebritas Jepang—para terdakwa, Kenshin Uemura dan Junsei Motoshima—dalam pekerjaan penerjemahan untuk sebuah acara komersial di Regal Space City Hotel. Acara tersebut meliputi konferensi pers, temu penggemar, dan kegiatan promosi terkait, yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 18.00. X menyediakan layanan penerjemahan dan interpretasi profesional selama acara berlangsung, dengan tetap menjaga jarak profesional dari para terdakwa dan personel terkait lainnya.

1 Maret 2025, pukul 20.00-22.00: Pesta Perayaan Restoran Ming Kee Chao
Setelah acara tersebut, penyelenggara mengadakan jamuan makan malam di Restoran Ming Kee Chiu Koon di Mong Kok, dengan sekitar 30 tamu, termasuk para seniman, staf, dan perwakilan penyelenggara. Restoran tersebut memiliki beberapa meja bundar, dan X serta terdakwa, Kenshin Uemura, awalnya duduk di meja yang berbeda. X duduk di meja dekat bagian tengah restoran bersama staf lainnya, sementara terdakwa duduk di meja lain bersama Junjiro Honjima dan para eksekutif senior penyelenggara, berjarak sekitar 5 hingga 6 meter. X menyatakan bahwa suasana di awal jamuan makan terasa santai, dengan para tamu fokus pada makanan dan percakapan, serta tidak ada hal-hal yang tidak biasa.
Berikut ini adalah bagan garis waktu kejadian malam itu, yang menunjukkan urutan dan periode waktu kejadian utama:

Detail Acara: Kontak Pertama dengan Terdakwa Selama Upacara Bersulang
1 Maret 2025, 23:00: Upacara Bersulang
Sekitar pukul 23.00, acara perjamuan memasuki sesi bersulang, dengan para tamu saling bersulang dan berbincang. Pada saat itu, terdakwa, Kenshin Uemura, meninggalkan mejanya, menghampiri meja X, dan duduk di kursi kosong di sebelah kirinya. X menyatakan bahwa ia tidak terlalu memperhatikan tindakan terdakwa saat itu, dengan asumsi bahwa itu adalah perilaku sosial yang wajar selama sesi bersulang. Terdakwa awalnya mengobrol dengan tamu lain, dan suasana tampak harmonis.
1 Maret 2025, 23:30: Kontak pertama yang tidak pantas
Sekitar pukul 11.30, X tiba-tiba merasakan sesuatu menyentuh paha kiri bagian dalamnya. Saat menunduk, ia melihat terdakwa menyentuh paha kiri bagian dalamnya dengan punggung tangan kanan, sekitar 10 sentimeter di atas lutut. X segera menarik kakinya untuk menghindari kontak tersebut, sambil berkata, "Ketika saya menjauh, dia tidak menyentuh saya lagi, tetapi ketika saya rileks, dia menyentuh saya lagi." Terdakwa kemudian mengubah tindakannya, menepuk paha kiri X dengan telapak tangannya melalui rok panjangnya. X berkata, "Tangannya sangat besar, dan ujung jarinya menyentuh paha bagian dalam saya," kontak tersebut berlangsung sekitar 1 hingga 2 detik. X menyatakan bahwa ia merasa tidak nyaman dan bingung saat itu, tetapi tidak langsung bereaksi keras karena situasi tersebut.

Tindakan Terdakwa Selanjutnya: Kode QR Baris dan Penawaran yang Tidak Pantas
1 Maret 2025, 12:00 AM: Tampilan Kode QR Baris
Sekitar tengah malam, terdakwa menampilkan kode QR aplikasi kencan Line di ponselnya di bawah meja, mencoba menambahkan X sebagai teman. X menggambarkan terdakwa "mengayunkan ponselnya dan memberi isyarat dengan matanya," sebuah tindakan yang jelas dan sugestif. X memilih untuk mengabaikan tindakan terdakwa, tetapi terdakwa berulang kali menampilkan kode QR sekitar 3 hingga 4 kali, setiap kali dengan interval sekitar satu menit, menunjukkan sikap yang gigih. X menyatakan bahwa ia merasa tertekan saat itu karena perilaku terdakwa melampaui batas interaksi sosial yang normal.
12:15 AM, 1 Maret 2025: Usulan yang Tidak Pantas
Terdakwa kemudian membuka aplikasi penerjemah di ponselnya dan menunjukkan kepada X sebuah kalimat yang diterjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Mandarin: "Mau ke toilet di luar bersama?" X terkejut tetapi tetap mengabaikannya. Terdakwa mengulangi kalimat itu sekitar dua atau tiga kali, berbicara dengan nada sembrono dan disertai senyuman. X menggambarkan perasaannya "jantung berdebar kencang dan mulai merasa tidak nyaman" saat itu, tetapi tetap berusaha tetap tenang untuk menghindari situasi yang canggung.
12:30 AM, 1 Maret 2025: Dialog Jepang
Terdakwa kemudian beralih ke bahasa Jepang lisan dan bertanya kepada X, "Seberapa baik bahasa Jepangmu?" X menjawab, "Saya bisa mengerti sebagian besarnya." Terdakwa kemudian bertanya, "Apakah kamu mengerti apa arti 'di luar toilet'?" X menjawab dengan jelas, "Saya mengerti." Terdakwa mendesak lebih lanjut, "Apakah kamu mau pergi bersama?" X langsung menolak, "Kamu bisa pergi sendiri jika kamu mau." X menyatakan bahwa nada bicara terdakwa provokatif, membuatnya sangat tidak nyaman.
Perbuatan terdakwa mengikuti dan menghalangi jalan
Pada pukul 01.00 tanggal 1 Maret 2025: X meninggalkan tempat duduknya dan diikuti oleh terdakwa.
Untuk menghindari kontak lebih lanjut, X meninggalkan tempat duduknya dengan dalih mengisi ulang teh dan pergi ke meja lain. Tanpa diduga, terdakwa langsung berdiri dan mengikutinya dari dekat, sambil berkata, "Dia juga ingin mengisi ulang teh." X menggambarkan perilaku terdakwa yang mengikutinya membuatnya merasa "tertekan karena diawasi." Ketika X mencoba kembali ke tempat duduknya, terdakwa tiba-tiba berdiri di depannya, menghalangi jalannya, dan bertanya, "Bisakah kita bertemu langsung?" X menolak lagi, menegaskan bahwa ia tidak ingin bertemu sendirian.
01.15, 1 Maret 2025: Terdakwa meminta maaf dan menyentuh korban lagi.
Setelah X menolak, terdakwa berkata, "Maaf, Anda lupa." Ia kemudian bertanya kepada X apakah ia sudah menikah, yang dibantah X dengan mengatakan bahwa ia punya pacar dan berencana untuk menikah dengannya. Terdakwa tidak menghentikan perilakunya yang tidak pantas; ia malah mengulurkan tangan dan menyentuh paha bagian dalam kiri X lagi. X menggambarkan sentuhan itu sebagai "menarik dan menyapu, sekitar dua atau tiga kali," setiap kali berlangsung sekitar satu detik. X mencoba menghindar beberapa kali, tetapi terdakwa menyentuhnya lagi ketika ia rileks, membuatnya merasa takut dan tak berdaya.
Tanggapan dan pelaporan X
01.30, 1 Maret 2025: Keluhan dan Keberangkatan
Karena tidak tahan dengan perilaku terdakwa, X mengadukan tindakan terdakwa yang tidak pantas kepada penyelenggara acara pada pukul 01.30 dini hari. Staf restoran menyarankan X untuk meninggalkan tempat kejadian demi keselamatannya. X kemudian meninggalkan restoran, kembali ke tempat tinggalnya, dan menghubungi pekerja sosial malam itu juga untuk meminta bantuan.
2 Maret 2025, sore: Dilaporkan ke polisi.
Didampingi seorang pekerja sosial, X pergi ke kantor polisi pada sore hari tanggal 2 Maret untuk membuat laporan, merinci kejadian tersebut, dan menyerahkan bukti-bukti yang relevan, termasuk catatan pekerjaannya dan pengaturan tempat duduknya pada malam itu. Polisi kemudian memulai penyelidikan.
Dampak psikologis dan pernyataan X
X menyatakan di pengadilan bahwa insiden tersebut memiliki dampak psikologis yang signifikan terhadapnya. Ia menggambarkan perasaan "malu, takut, dan ragu-ragu" setelahnya dan ragu untuk melaporkan insiden tersebut karena takut merusak citra profesionalnya. Ia menekankan bahwa sebagai penerjemah profesional, ia selalu bekerja dengan sopan dan profesional, tetapi perilaku terdakwa membuatnya merasa dilecehkan dan tidak dapat langsung membela diri di depan umum. Ia menyatakan, "Saya berharap dengan melaporkan insiden ini, saya dapat memastikan insiden serupa tidak terulang."
Bagan Pengaruh Psikologis: Perubahan Emosional X
Bagan berikut menggambarkan perubahan emosi X pada malam kejadian, berdasarkan ceritanya:

Langsung diberhentikan dari grup dan diputus kontraknya
Menyusul insiden dugaan pelecehan seksual Kenshin Uemura terhadap seorang perempuan Hong Kong, perusahaan manajemennya, Stardust Media, mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan bahwa Uemura telah dikeluarkan dari grup dan kontraknya dihentikan karena "pelanggaran kontrak serius yang telah dikonfirmasi." Akun Instagram-nya juga telah dihapus.
Proses Hukum dan Catatan Persidangan
- Penangkapan dan Sidang PertamaPada 2 Maret 2025, Kenshin Uemura ditangkap oleh polisi Hong Kong atas tuduhan "serangan tidak senonoh". Ia hadir di Pengadilan Magistrat Kowloon Barat untuk pertama kalinya pada 4 Maret dan dibebaskan dengan jaminan. Pada hari yang sama, agensinya, Stardust Media, mengumumkan bahwa mereka telah mengakhiri kontraknya dan mengeluarkannya dari grup karena "pelanggaran kepatuhan yang serius", yang memicu spekulasi.
- Penampilan pengadilan keduaPada tanggal 15 April 2025, Uemura kembali hadir di pengadilan, mengaku tidak bersalah, dan persidangan ditunda hingga 30 Juli. Selama persidangan, ia sempat terharu dan menangis, tetapi mengatakan ia tidak perlu istirahat.
- Proses interogasiPada 30 Juli 2025, persidangan dimulai di Pengadilan Magistrat Kowloon Barat, yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari. X bersaksi melalui video, merinci peristiwa tersebut. Pada 31 Juli, para saksi, termasuk perencana acara Leung Siu-lam, bersaksi bahwa Uemura dan X telah berbicara dan menggunakan ponsel pada malam itu, tetapi menyatakan terkejut atas perilaku tidak senonoh tersebut. Uemura memilih untuk tidak membela diri, dan persidangan berakhir pada 1 Agustus, dengan vonis ditunda hingga 13 Agustus.
Berikut ini adalah tabel terperinci mengenai kronologi kejadian:
| tanggal | Deskripsi Acara |
|---|---|
| 1 Maret 2025 | Kenshin Uemura, yang datang ke Hong Kong untuk menghadiri jumpa penggemar, diduga melakukan tindakan tidak senonoh terhadap penerjemah X selama jamuan makan perayaan di sebuah restoran di Mong Kok malam itu. |
| 2 Maret 2025 | Translator X melaporkan bahwa Kenshin Uemura ditangkap oleh polisi Hong Kong atas tuduhan "serangan tidak senonoh". |
| 4 Maret 2025 | Kenshin Uemura muncul di pengadilan untuk pertama kalinya dan diberikan jaminan; pada hari yang sama, agensinya, Stardust Media, mengumumkan pemutusan kontraknya dan pemecatannya dari grup karena "pelanggaran kepatuhan yang serius". |
| 15 April 2025 | Kenshin Uemura muncul di pengadilan lagi, mengaku tidak bersalah, dan persidangan ditunda hingga 30 Juli. |
| 30 Juli 2025 | Sidang dimulai di Pengadilan Magistrat Kowloon Barat. Penerjemah X bersaksi bahwa Kenshin Uemura berulang kali menyentuh paha bagian dalamnya dan mengajaknya ke kamar mandi bersama. |
| 31 Juli 2025 | Sidang dilanjutkan, dengan para saksi, termasuk perencana acara, yang bersaksi bahwa Kenshin Mura dan X telah berbicara dan menggunakan ponsel pada malam itu. Putusan ditunda hingga 13 Agustus. |
| 13 Agustus 2025 | Tanggal putusan yang dijadwalkan adalah 2 Agustus 2025 (belum ada putusan yang diumumkan). |
Konsekuensi hukum dan kemungkinan putusan
Berdasarkan hukum Hong Kong, hukuman atas penyerangan tidak senonoh dapat berupa hukuman penjara maksimal 10 tahun. Pengacara Makoto Endo (Firma Hukum BLJ) menunjukkan bahwa Hong Kong mengikuti sistem hukum Inggris, dan biaya hukum serta sistem jaminannya berbeda dengan Jepang, dengan biaya dua hingga tiga kali lebih tinggi. Jika Uemura tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya dan mencapai kesepakatan dengan korban, ia mungkin bisa mendapatkan masa percobaan. Namun, sebagai warga negara asing, meskipun ia menerima masa percobaan, ia dapat menghadapi deportasi paksa, yang akan menyulitkannya untuk tetap tinggal di Hong Kong di masa mendatang.

Dampak peristiwa dan reaksi publik
- Dampak karirMenyusul terungkapnya insiden tersebut, pertemuan penggemar yang dijadwalkan di Bangkok (22 Maret), Osaka (22 April), dan Tokyo (11 Mei) semuanya dibatalkan. Rekan mainnya, Junsei Motoshima, mengungkapkan di media sosial bahwa ia "tidak mampu memproses perasaannya dan masih belum bisa menerimanya." Orang dalam industri film mengungkapkan bahwa meskipun film yang dibintanginya, *BATTLE KING!! Map of The Mind -Overture & Finale-*, dirilis pada 14 Maret, semua kegiatan promosi dihentikan secara tiba-tiba.
- Biaya keluarga dan hukumMenurut laporan, keluarga Uemura telah bergegas ke Hong Kong untuk menyewa pengacara, menghabiskan jutaan yen. Kabar pembebasannya dengan jaminan belum diumumkan ke publik, yang berarti ia mungkin masih ditahan.
- Reaksi publikSelama persidangan, lebih dari 200 penggemar dan masyarakat umum berbaris di luar Pengadilan Magistrat Kowloon Barat untuk menyaksikan proses persidangan, memenuhi galeri hingga penuh. Rumor beredar di internet bahwa tiket dijual kembali dengan harga hingga ratusan juta rupiah. Persidangan ini menarik minat penggemar dari Jepang, Hong Kong, dan Tiongkok daratan, menunjukkan dampak luas dari acara tersebut.

Perkembangan Terbaru dan Isu-isu yang Belum Terpecahkan
Hingga 2 Agustus 2025, kasus ini masih belum terselesaikan, dengan putusan akhir dijadwalkan pada 13 Agustus oleh Hakim Yu Junxiang. Uemura memilih untuk tidak membela diri, dan pengadilan akan memutuskan kesalahannya berdasarkan bukti yang ada, termasuk kesaksian dari para korban dan saksi. Publik dan penggemar sangat menantikan hasil kasus ini, karena putusan di masa mendatang akan berdampak signifikan pada karier dan kehidupan pribadinya.